Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Langsung Ke Trainer Digital Marketing, Dosen Jualan

Belajar Langsung Ke Trainer Digital Marketing, Dosen Jualan. Berbalut semangat mendorong pertumbuhan ekonomi digital, Ibu Merinda Haris pemilik UMKM Coklat Candu, antusias mengikuti workshop 101 Workshop Series On Boarding UMKM yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Bangka Belitung. Kesempatan ini menjadi titik balik bagi bisnisnya. Dengan bimbingan langsung dari Dosen Jualan, seorang trainer digital marketing nasional, Ibu Merinda berhasil menggali potensi digital marketing yang selama ini belum ia manfaatkan secara maksimal. Workshop ini tidak hanya memberikan pengetahuan tentang berbagai platform digital, tetapi juga strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau target konsumen yang lebih luas. Mari kita simak cerita dari Ibu  Merinda Haris.

Belajar Langsung Ke Trainer Nasional


“Bagai Seseorang dengan Mata Minus yang Diberi Kacamata” adalah satu kalimat yang akan saya gunakan untuk mendeskripsikan kegiatan “101 Workshop Series On Boarding UMKM” kemarin. Terang benderang, memperpanjang jarak pengelihatan dan tidak hanya membuka mata tapi juga pikiran! Workshop ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Explore Babel 2024 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Bangka Belitung dimana pematerinya adalah para praktisi bisnis dari Nabata (ig : nabata_id). Mereka adalah Mas Mentor Ekonov (ig : @ekonov) seorang digital marketer, SEO ekspert dan mentor UMKM, Mas Melo (ig : @ demelophoto) seorang architecture interior photographer, serta Pak Dosen Jualan (ig : dosenjualan) seorang konsultan, coach dan dan trainer digital marketing.

Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari dari 30 Mei-1 Juni 2024 di Swiss-Belhotel Pangkalpinang ini memberikan banyak sudut pandang baru bagi saya sebagai pelaku usaha. Bagaimana tidak, selama 3 hari para peserta dibanjiri ilmu oleh praktisinya langsung, yang kesemuanya adalah seorang entrepreneur dari latar belakang usaha yang berbeda-beda. Setiap kalimat dari para mentor rasanya sangat sayang untuk dilewatkan karena begitu padat ilmu. Saya merekam semua kalimat penting dari masing-masing mentor, saya tulis dan tempel di meja kerja sebagai penyemangat. Berikut adalah sebagian diantaranya.

Dari Mas Mentor saya mendapatkan motivasi untuk memulai live selling di Tik Tok. Beliau mengatakan bahwa live selling sangat efektif untuk membantu meningkatkan penjualan, tentu saja karena arus digitalisasi sudah mengubah cara berbelanja masyarakat sehingga jika kita harus bisa mengikuti arus ini jika tidak ingin ditinggalkan oleh pasar. Jujur saja selama ini saya masih ragu untuk menerapkan aktivitas penjualan secara live di media sosial. Alasannya karena masih belum pe-de hard selling begitu di depan kamera, belum lagi bingung mau ngoceh apa berjam-jam sendirian kan?! Alasan yang saya kemukakan ini kemudian “ditampar” oleh kalimat beliau “Orang yang tidak pe-de adalah orang yang ke-pe-de-an!” Eh, iya juga ya, siapa bilang orang-orang di luar sana segitunya memperhatikan saya secara pribadi?! Mereka hanya butuh tahu produk apa yang saya jual dan apakah relevan dengan kebutuhan mereka. Itu saja! Ah, iya. Mungkin selama ini saya saja yang masih belum maksimal mengelola emosi untuk alasan-alasan yang muncul yang terkadang tidak rasional. Baik, live selling masuk to do list!

Belajar Langsung ke Dosen Jualan

Sembari memikirkan persiapan akun untuk live dan settingan keranjang kuning, ada satu hal yang tidak boleh saya lewatkan dalam persiapan ini yaitu materi mengenai value produk yang selalu diulang-ulang oleh Mas Melo. Beliau menyampaikan di kelas bahwa value produk memiliki peran penting dalam penjualan, “agar produk tidak hanya sekedar menjadi komoditi”. Saya setuju dengan pernyataan ini, apalagi saya menjual produk artisan yang justru harus membawa nilai yang unik, khas dan punya keistimewaan tersendiri agar tidak disamakan dengan produk komersil. Khususnya bagi pemilik brand yang fokus jualan di media online, Mas Melo mengatakan salah catu cara memberikan nilai lebih bagi produk adalah dengan visual, baik itu foto ataupun video. Barakallah buat Mas Melo, meski tidak termasuk dalam materi workshop tapi ternyata beliau dengan senang hati memberikan kami materi tambahan yaitu praktek cara mengambil foto yang baik hanya dengan menggunakan kamera HP. Setelah mendengar semua ini, alas foto, ring light tambahan dan soft box lighting masuk ke keranjang siap di check out! 

Materi selanjutnya dari Pak Dosen Jualan. Setengah ga percaya saya mendapati beliau mengajarkan hal-hal yang out of the box kepada kami. Bukan materi bisnis dasar yang tekstual ala kuliahan atau informasi yang dapat dengan mudah ditemui di pencarian Google, namun studi kasus berdasarkan pengalaman beliau. Beliau selalu memulai dengan pertanyaan “Coba apa kendala kamu dalam xxx (misalnya merekrut karyawan)?” Setelah mendengar jawaban kami, beliau menjawab dengan cerita apa yang beliau lakukan saat dulu mengalami hal tersebut, sebuah contoh nyata dan telah beliau buktikan efektif. Satu hal yang saya perhatikan adalah, Pak Dosen menjalankan bisnisnya dengan sepenuh hati, sehinga solusi-solusi yang diberikannya selalu datang dari hati dan mampu menyentuh hati semua pihak yang terlibat. Saya merasa seperti sedang membaca buku “How to Win Friends and Influence People” oleh Dale Carnegie dalam wujud manusia.

On Boarding Bisnis bersama Nabata Consulting

7 hari sudah berlalu sejak penutupan kegiatan On Boarding bersama Nabata dan saya telah berjanji pada diri sendiri untuk menerapkan ilmu yang sudah saya dapatkan pada bisnis cokelat artisan yang saya jalankan, yaitu Cokelat CandU. Industri cokelat artisan memang masih sangat langka saat ini di Indonesia, apalagi di Bangka Belitung saya adalah chocolate maker pertama dan satu-satunya yang mengolah cokelat dari biji kakao lokal. Namun saya yakin Cokelat CandU dapat menjadi titik balik perubahan konsumsi cokelat di Bangka Belitung menuju ke arah “real chocolate”. Lho, memangnya cokelat yang ada di pasaran tidak “real”? Hal ini sebenarnya adalah fakta yang kontradiktif buat masyarakat Indonesia karena negri kita adalah salah satu produsen kakao terbesar dunia tapi produsen cokelat artisan kita masih sangat minim jumlahnya. Jika kamu menemui cokelat dengan rasa yang manis apalagi manisnya sangat legit, menurut saya itu bukan cokelat tapi “gula rasa cokelat”. Saya menemui masih banyak orang yang belum tahu bahwa biji kakao itu rasa aslinya adalah pahit, bukan pahit yang nyelekit ya, tapi pahit cokelat yang pekat. Karena cokelat itu bahan baku utamanya adalah biji kakao, jadi secara fitrah cokelat itu harusnya rasanya pahit nyokelat, yang bikin cokelat manis tentu saja penambahan gula di dalamnya. 

Cokelat Artisan, ya Coklat  Candu

Sayangnya, cokelat yang asli dibuat dari biji kakao tidak akan ditemui di pasaran dengan mudah kecuali kamu beli langsung sama chocolate maker-nya.  So, this is it.... Cokelat CandU, cokelat artisan Indonesia yang mengusung produk dengan kearifan lokal, yang memprioritaskan kualitas bahan baku dan kehalalannya, serta memberi perhatian penuh pada sustainability dan treacebility kakao yang digunakan. Cokelat CandU dibuat dengan menggunakan bahan baku utama biji kakao dan minim gula, sesuai dengan hastag-nya “Less sugar, more cacao” tapi tetap enak dan tidak pahit. Gula yang digunakan pun gula aren lokal dan tidak menggunakan bahan tambahan pangan 4P (pengawet, perisa, pewarna, penguat aroma sintetis). Berikut adalah cara untuk mendapatkan Cokelat CandU :

  1. Hubungi via chat Whatsapp di 0852.1551.6655
  2. Beli langsung di marketplace Shopee atau Tokopedia dengan nama Cokelat Candu (cok-e-lat ya bukan coklat!)
  3. DM di Instagram @cokelatcandu (sama, cok-e-lat ya, pake e di tengahnya). Kalo sudah follow @cokelatcandu, bakalan dapetin free ongkir atau bonus gift dari saya!

 

Posting Komentar untuk "Belajar Langsung Ke Trainer Digital Marketing, Dosen Jualan"